24 Juni 2013

Kakao Sumbar Mendapat Penghargaan Internasional

PADANG — Komitmen Pemprov Sumbar me ngembangkan sub sektor kakao mendapat apresiasi dari dunia internasional. Lembaga Internasional Swisscontact Belanda memberikan peng hargaan ‘Certificate of Appreciation’ kepada Gubernur Sumbar Irwan Prayitno atas komitmennya dan kontribusi Pemprov mengembangkan kakao.

Komitmen Pemprov terlihat dalam program perbaikan mutu tanaman kakao, penyediaan bibit bersertifikat, Sekolah Lapangan (SL) petani kakao, peningkatan produksi, mutu hasil serta dibangunnya Unit Pengolahan Hasil Kakao di daerah.

“Kita berterima kasih penghargaan ini dan kerja sama yang sudah terjalin selama ini. Diharapkan Swisscontact dan mitra-mitranya yang merupakan industri kakao besar dunia, dapat membantu secara kontiniu dalam pemberdayaan petani kakao di Sumbar. Kerja sama ini akan berlangsung selama empat tahun,” kata Irwan didampingi Kepala Dinas Perkebunan, Fajaruddin.

Saat ini areal kakao di Sumbar mencapai 137.355 hektare dengan produksi 69.281 ton pertahun. Sentra kakao di Sumbar berada di Padang Pariaman, Pasaman, Limapuluh Kota, Tanah Datar, Pasaman Barat dan Agam.

Pada 2 Oktober 2012 lalu, Pemprov menandatangani MoU dengan Swisscontact dan ADM Cocoa Singapura. MoU ini dilakukan untuk pemberdayaan petani kakao dalam bentuk sekolah lapangan. MoU ini langsung direalisasikan dengan pelatihan dan sekolah lapangan kepada 300 petani di Padang Pariaman, Tanah Datar dan Padang.

“Kegiatan ini terus berlanjut di 2013 untuk 1.000 petani kakao. Dari sekolah lapangan yang dilakukan Swisscontact, kebun-kebun petani kakao terpelihara baik. Seperti pemangkasan tanaman kakao dan pengendalian hama penyakit serta produksi kakao di kebun petani meningkat,” jelas Irwan.

Swisscontact melihat Sumbar sentra kakao di wilayah barat Indonesia dan berpotensi sebagai produsen kakao terbesar wilayah barat. Terbukti dengan aktivitas industri besar dunia seperti ADM Cocoa dan ULKER dari Turki untuk membeli biji kakao Sumbar, karena memiliki kualitas biji terbaik.

Selain dukungan pemberdayaan petani, 2013 ini Swiscontact akan membangun Unit Pusat Pelatihan Sekolah Lapangan di Padang Pariaman dan Tanah Datar dengan dana hibah Rp400 juta.

“Pemprov mendukung program Swisscontact ini, karena dapat dijadikan mitra dalam mendorong perbaikan pemeliharaan kebun kakao, peningkatan produksi dan tentunya peningkatan kesejahteraan petani Sumbar dengan prinsip mitra sejajar,” jelas gubernur.

Selain keberhasilan dalam pemberdayaan petani kakao, Pemprov telah sukses mewujudkan sebagai sentra kakao wilayah barat yang dicanangkan Wapres Jusuf Kalla pada 3 Agustus 2006 lalu. Sumbar di luar Sulawesi, merupakan provinsi terluas kepemilikan kebun kakao di Indonesia.

“Kita bangga dengan berkembang-pesatnya komoditi kakao di Sumbar dan telah berdampak terhadap tumbuhnya model-model kawasan kakao di kabupaten dalam bentuk Nagari Model Kakao,” ungkap Irwan.
Nagari Model Kakao mempunyai kegiatan dari hulu dan hilir. Ini terbukti dengan keberhasilan Kelompok Inovasi dari Limapuluh Kota sebagai kelompok tani kakao terbaik tingkat nasional. Kemudian, Unit Pengolahan Hasil Kakao Payakumbuh yang diresmikan Menteri Pertanian RI pada 31 Mei lalu, sebagai percontohan kelompok tani terintegrasi pengolahan kakao.

Unit Pengolahan Hasil Kakao di Payakumbuh dijadikan sebagai tempat pelatihan dan magang siswa dan mahasiswa di Sumbar. Bahkan pernah dikunjungi Dinas Perkebunan Kalbar, Kaltim, dan Jabar. 

Keberhasilan lain terlihat ditetapkannya klon kakao lokal Limapuluh Kota sebagai klon unggul nasional.
“Secara berkelanjutan, Sumbar tetap memerluas dan melakukan pemeliharaan kebun kakao petani dalam bentuk perbaikan kualitas tanaman, penyediaan benih bersertifikat dan SL petani kakao,” kata Irwan sembari berharap produktifitas kebun kakao menjadi 1.400 Kg hingga Rp1.500 Kg pertahun.

Sementara itu, sejak 2012 hingga kini Pemprov bekerja sama dengan Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian Unand dalam pendampingan petani kakao. Kerja sama itu melibatkan mahasiswa KKN Thematik. Ada sekitar 325 mahasiswa diterjunkan ke lokasi kebun kakao petani.

Singgalang, 24 Juni 2013