18 Juli 2012

Pers Harus Dorong Pembangunan

Tokoh dan Wartawan Berprestasi Dapat Penghargaan
Padang, Padek—Persatuan War­tawan Indonesia (PWI) Sumbar mem­berikan penghargaan pada enam to­koh Sumbar dan enam wartawan ber­prestasi baik di tingkat lokal, regional maupun nasional, di Hotel Inna Muara, tadi malam (17/7).

Enam tokoh peduli pers yang mendapatkan penghar­gaan itu adalah Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Dirut PT Semen Padang Munadi Arifin, Dirut Bank Nagari Sur­yadi Asmi, Wali Kota Pa­dang Fauzi Bahar, Bupati Pasaman Benny Utama, dan Bupati So­lok Syamsu Rahim.

Untuk wartawan ber­pres­tasi, diterima Koordinator Li­putan Padang Ekspres Sanny Ardhy atas prestasinya meraih Rida Award 2012 dan sejum­lah perlombaan karya jur­nalistik lainnya.

Tokoh peraih penghargaan su­d­ah melewati tahapan selek­si. Beberapa kriteria peni­laian an­tara lain, perhatian penuh pa­da wartawan dan Persatuan War­tawan Indonesia (PWI) sebagai organisasi wartawan. Lalu, ikut mendorong tercipta­nya praktik jurnalisme sehat dan bersih, serta ikut men­cip­takan wartawan yang pro­fesional.

Pada kesempatan itu, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meng­harapkan wartawan se­makin objektif dan pro­fesional da­lam bertugas. Dia menga­takan, selama ini terjadi dile­ma antara kebebasan pers dengan kebijakan pembangunan. Pers sangat mempengaruhi pem­bangunan. Jika pers men­do­rong pembangunan, maka se­suatu yang kecil bisa men­jadi besar. Sebaliknya, apabila pem­beritaan pers tidak men­do­rong pembangunan, maka se­buah proyek besar untuk ke­maslahatan masyarakat, bisa menjadi batal.

“Untuk itu, kita berharap war­tawan membuat berita yang sifatnya mendorong pem­bangunan. Kita juga ber­harap pada PWI, Dewan Pers dan se­mua pihak bisa men­dapatkan for­mula bagai­mana kebebasan pers tidak berbenturan dengan kebijakan pembangunan,” papar Irwan.

Dia tidak menafikan bah­wa selama ini di Sumbar ba­nyak war­tawan nakal, yang hanya me­­manfaatkan profesi war­ta­w­an untuk kepentingan pri­ba­di. Walaupun begitu, dia ber­prin­sip tidak pernah me­ng­in­tervensi pemberitaan media.

“Saya tidak pernah me­ngacuhkan wartawan nakal yang melakukan pendekatan de­­ngan penekanan-pene­ka­nan. Namun, saya sangat meng­­hargai wartawan pro­fe­sio­nal. Untuk itu, saya me­ngu­cap­kan selamat pada war­ta­wan yang telah memperoleh ser­tifikat kompetensi warta­wan,” ujar putra Kuranji ini.

Sedangkan Wali Kota Pa­dang Fauzi Bahar yang diper­caya mewakili penerima peng­hargaan, menyampaikan bah­wa pemberitaan media sangat mem­­bantu proses pem­b­a­ngunan Padang pasca­gempa. Selain itu, pemberitaan pers juga sangat membantu pro­mosi pariwisata daerah.

Banyak Penumpang Gelap
Pada kesempatan itu juga hadir Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan De­wan Pers, Wina Armada Su­kardi. Dia memaparkan ten­tang standar kompetensi war­tawan.

Menurutnya, di balik kebe­basan pers sejak era refor­masi, banyak penumpang gelap dan ra­cun yang merusak kebe­basan pers. Yaitu, banyak­nya orang yang mengaku pers, na­mun tidak membuat berita, bahkan kerjanya memeras.

“Jika hal ini dibiarkan terus me­nerus, akan merusak kebe­basan pers dan masyarakat se­bagai pemegang mandat ke­bebasan pers akan me­n­cabut mandatnya, dan tidak percaya lagi pada pers,” paparnya.

Akibatnya, menurut Wina, mas­yarakat pers yang pro­fesional menjadi resah. Akhir­nya, setelah melalui pem­baha­san panjang, maka diam­bil kesimpulan bahwa wartawan adalah profesi terbuka, namun harus memiliki standar kom­petensi.

Saat ini, kata Wina, setiap wartawan harus mengikuti ujian kompetensi wartawan. Ke depan, hanya wartawan ber­­kompeten yang dapat per­lin­dungan hukum. Dewan Pers se­dang menyusun bagai­mana ca­ranya agar media yang me­mi­liki wartawan berk­om­pe­tensi boleh dipasang iklan oleh instansi-instansi.

Wina juga menyebutkan, saat ini Dewan Pers Indonesia ada­lah Dewan Pers nomor dua ter­baik di dunia. Sehingga, banyak negara lain menga­dakan studi banding dan bela­jar ke Indonesia.

Sebelumnya, Ketua PWI Sumbar Basril Basyar mene­kankan, PWI sangat hati-hati memberikan penghargaan. “Kita tak latah memberikan peng­hargaan, karena akan be­risiko terhadap organisasi mau­pun yang menerima peng­hargaan tersebut. Khusus un­tuk kemitraan tokoh yang peduli terhadap pers, kita memberikan kriteria dan pe­nilaian yang sangat ketat. Kepedulian itu bukan sesaat, tetapi konsisten dan terukur,” ujarnya.

Fotografer Padek Juara
Pada acara tersebut, juga di­se­rahkan hadiah untuk pe­me­nang karya jurnalistik un­tuk peliputan iven Dragon Boat Internasional yang dilak­sanakan oleh Pemko Padang.

Sy Ridwan, fotografer Pa­dang Ekspres keluar seba­gai juara pertama karya foto jur­na­listik. Sedangkan untuk kar­ya tulis media cetak dan on­line dimenangkan Benny Okva, dari Posmetro Padang (Pa­dang Ekspres Group).

Selain untuk karya foto jur­nalistik dan karya tulis media cetak dan online. Peng­har­gaan juga diberikan untuk kar­ya jurnalistik untuk radio dan televisi. 

Padang Ekspres 18 Juli 2012