1 Oktober 2011

Sapu Jagad Membangun Rumah Korban Gempa


DUA TAHUN USAI GEMPA

Tak terasa, sudah dua tahun gempa dahsyat yang memporak-porandakan Sumbar berlalu. Alhamdulillah, hingga saat ini Pemprov Sumbar sudah berhasil menata kembali puing-puing yang hancur akibat gempa, seperti perbaikan rumah masyarkat, sarana prasarana baik jalan maupun jembatan, pasar serta terakhir dibangun gedung milik pemerintah sendiri.

Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi bidang Perumahan masyarakat telah dimulai sejak awal 2010 melalui Pilot Projek Tahap I. Kala itu telah diselesaikan perbaikan rumah sebanyak 6.983 unit rumah dengan alokasi dana dari BNPB sebesar Rp114,5 miliar. Pembangunan rumah percontoan ini dilakukan pada 6 kabupaten/kota.

Tahap II yang dibagi menjadi tahap II A dengan dana Rp350 miliar telah diperbaiki sebanyak 22.138 unit rumah rusak berat dan rusak sedang dan Tahap II B dengan dana sebesar Rp1,65 triliun untuk perbaikan 100.588 unit rumah rusak berat dan rusak sedang (tahap II B). Lokasinya tersebar pada 10 kabupaten/kota yang terkena bencana, masing-masing Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kabupetn Agam, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kota pdang Panjang, Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat.

Dan kini tengah berlangsung Rehab Rekon Tahap III untuk memperbaiki 20.984 unit rumah rusak berat dan rusak sedang pada 4 kabupaten/kota masing- masing Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Pasaman Barat dengan alokasi dana Rp300 miliar.

Untuk tahap IV telah dialokasikan pula dalam APBN 2011 Perubahan sebesar Rp300 miliar untuk perbaikan 19.463 unit rumah rusak berat dan sedang. Fasilitator yang akan diterjunkan sudah menjalani seleksi. Begitu dananya turun, fasilitator segera bekerja.

Sementara itu, menurut Kepala BPBD Sumbar Harmensyah, data rumah korban gempa itu terus bertambah. Awalnya berdasarkan rencana aksi data korban gempa yang tersisa hanya 34.000 unit. Artinya dengan dikerjakannya Tahap III maka rumah masyarakat yang tersisa 13.500 unit lagi. Tetapi kini jumlahnya menjadi 54.000 unit, dengan data tambahan sekitar 20.000 unit.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di tempat terpisah mengatakan, bila pada pelaksanaan Rehab Rekon Tahai IV masih tersisa juga rumah masyarakat yang belum mendapatkan bantuan, maka diadakan tahap V dengan sistim sapu jagad. Soalnya dananya, diupayakan tetap dengan bantuan BNPB. Tetapi bila tidak memungkinkan maka akan dibiayai oleh APBD Sumbar.

”Seluruh rumah masyarakat yang rusak akibat gempa akan mendapatkan bantuan. Mereka yang belum mendapat bantuan setelah berakhirnya Tahap IV, maka akan diupayakan dengan sitem sapu jagad pada Tahap V,” tegas Irwan.
 
Bahagia Dapat Bantuan
Senyum kebahagiaan terpancar di wajah masyrakat korban gempa 30 September 2009. Mereka telah lama menantinya. Akhirnya bantuan pemerintah untuk perbaikan rumah mereka yang rusak akibat gempa, cair juga. Rumah rusak berat mendapatkan bantuan Rp15 juta dan rumah rusak sedang mendapatkan Rp10 juta.
Meski uang itu tak dapat menyelesaikan pembangunan rumah, namun mereka tetap bersyukur karena ternyata pemerintah sangat memperhatikan nasib mereka.

”Kami hampir putus asa, orang mendata rumah sudah beberapa kali datang, tapi dananya belum juga turun. Fasilitator ini juga sudah lam mendata rumah kami, tapi baru sekarang dana bantuan kami terima. Tapi kami bersyukur,” ujar Juriah, salah satu korban gempa bumi 2009 di Nagari Balah Aie, Kecamatan VII Koto Sungai Sarik, Kabupaten Padang Pariaman.

Kini Juriah dan keluarganya tidak lagi kedinginan di malam hari dan kepanasan di siang hari. Rumah mereka tengah diperbaiki dengan bantuan pemerintah. Rumah yang mereka dibangun kembali itu menggunakan konsep rumah ramah gempa.

Perbaikan Jalan dan Jembatan Tuntas
Infrastruktur jalan dan jembatan yang rusak akibat gempa 30 September 2009 lalu, juga telah selesai diperbaiki. Masyarakat kini dapat melewati ruas jalan tersebut dengan nyaman. Tak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Jalan sudah kembali rata tidak ada lagi yang terban, serta tak ada lagi yang retak – retak bahkan menganga di tengah badan jalan.

Perbaikan dilakukan lewat Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi pasca gempa 2009 sektor infrastruktur jalan dan jembatan. Pekerjaan dimulai awal Februari 2010 dan selesai bulan Mei 2010 dengan alokasi dana hibah BNPB sekitar Rp48,3 miliar. Tahap II tahun 2011, dimulai Desember 2010 lalu dengan dana Rp52 miliar.

Usai gempa, kondisi jalan dan jembatan itu memang sangat menakutkan. Bila ada yang berani melewatinya, tentu harus hati – hati dan hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki atau bersepeda motor. Bila tidak berani, maka harus mencari jalan alternatif. Mobil tak ada yang bisa lewat karena nyaris sebagian badan jalan itu terban, ada pula yang amblas, bahkan retak – retak membelah badan jalan.

”Usai gempa 2009 lalu, banyak ruas jalan yang mengalami kerusakan, ada yang amblas, terban bahkan retak –retak, ” kata Kepala Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Pemukiman Sumbar, Ir Suprapto.

Haluan 1 Oktober 2011