28 Maret 2011

BPBD Sumbar Terbaik di Indonesia

DALAM PENANGANAN KEBENCANAAN

Padang-Singgalang
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, meraih tiga penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Tiga penghargaan tersebut menjadikan BPBD yang belum cukup berumur satu tahun tersebut sebagai BPBD terbaik se-Indonesia dalam penanganan kebencanaan di daerahnya.

”Alhamdulillah kita meraih tiga penghargaan sekaligus. Ini berkat kerjasama semua pihak terkait dalam penanganan bencana di daerah. Dukungan dari gubernur dan wagub serta SKPD terkait lainnya juga berperan, sehingga kita meraih penghargaan ini,” kata Kepala BPBD Sumbar, Harmensyah, kepada wartawan, Minggu (27/3).

Dikatakannya, tiga penghargaan itu adalah juara I kategori Penanganan Rehabilitasi dan Rekontruksi (Rehab-Rekon), juara II kategori Penanganan Tanggap Darurat dan juara III kategori Kelembagaan Terbaik.

Dijelaskan Harmensyah, BPBD Sumbar berhak meraih penghargaan terbaik I kategori penanganan pada masa rehab-rekon, karena dalam waktu singkat Gubernur Sumbar Irwan Prayitno (yang baru dilantik 15 Agustus 2010 lalu-red) mampu memotivasi pemerintah kabupaten/kota, Tim Pendamping Masyarakat (TPM), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/NGO untuk mempercepat pencairan dana bantuan perbaikan rumah korban gempa 30 September 2009.

Dalam upaya percepatan, Pemprov Sumbar juga jemput bola ke pusat, mendesak pencairan dana bantuan rehab-rekon. Selain itu, juga melaksanakan road show ke beberapa daerah yang terkena gempa, untuk mematangkan kesiapan pemerintah daerah dan masyarakat dalam prosses pencairan dana bantuan.

”Hanya kurun waktu yang singkat semenjak dilantik, gubernur mampu mencairkan dana bantuan rehab-rekon sebesar Rp2 triliun, langsung ke rekening anggota kelompok masyarakat, untuk perbaikan 143 ribu korban gempa,” terang Harmensyah.

Untuk kategori penanganan tanggap darurat, BPBD Sumbar meraih penghargaan terbaik II. Dalam penilaiannya, BPBD Sumbar mampu melaksanakan kaji cepat, membuka akses bantuan dan melakukan koordinasi dengan seluruh aparat dan relawan kebencanaan pada masa tanggap darurat, pasca gempa dan tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai, 25 Oktober 2010.

”Meskipun dalam proses tanggap darurat di Mentawai kita dihadapkan pada cuaca dan gelombang laut yang ekstrim dalam menyalurkan bantuan, namun kita berhasil mengatasinya. Kekurangan aparatur, personil dan logistik yang juga menjadi persoalan waktu itu, juga dapat diatasi berkat koordinasi yang baik dengan seluruh pihak terkait kebencanaan,” tambahnya.

Sedangkan penghargaan terbaik III kategori kelembagaan terbaik, diraih BPBD Sumbar karena dalam penilaian BNPB mampu melakukan pembinaan terhadap struktur kelembagaannya melalui rapat koordinasi BPBD Sumbar yang dilaksanakan satu kali dalam sebulan.

BPBD Sumbar juga mampu memberikan dorongan kapasitas yang dibutuhkan dalam penanggulangan bencana.

”Kita mampu mengkoordinir dan melibatkan seluruh pihak dalam penanganan bencana. Kita juga berhasil memberikan dorongan kapasitas dilaksanakan dengan memberikan pelatihan, kemampuan teknis lapangan dalam proses evakuasi dan penyaluran logistik masa tanggap darurat,” ujar Harmensyah.

Menurutnya, BPBD Sumbar juga telah mendorong kabupaten/kota untuk membentuk BPBD Kabupaten/kota. Hinga sekarang, menurutnya, sudah 17 Kabupaten/kota yang telah terbentuk. Dua kota masing-masing Payakumbuh dan Solok rencananya juga akan membentuk BPBD awal tahun ini.

Tiga penghargaan, tersebut diserahkan langsung Kepala BNPB Syamsul Maarif kepada Kepala BPBD Sumbar Harmensyah, 28 Februari-1Maret di Hotel Milenium, Jakarta pada rapat koordinasi BNPB dengan BPBD se-Indonesia. Sumbar memperoleh penghargaan terbanyak dibandingkan BPBD provinsi lain, padahal BPBD-nya baru dilantik 31 Maret 2010 lalu.

Singgalang, 28 Maret 2011